MAKALAH
“Nilai dalam Pendidikan”
|
Di Susun Oleh Kelompok IV
Yulia
Pondean
Anggelina
jeujanan
Reinhard
Kaluminti
Marlina
Gani
JURUSAN
PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS
NEGERI MANADO
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Secara
sederhana Pendidikan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengcrtian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan
kebudayaan.Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan
nilai-nilai. Dalam menjaga dan mewariskan kebudayaan bangsa sendiri,meda
trantransfer yang paling efektif adalah dengan pendidikan. Antara nilai dan
pendidikan keduanya sangat erat hubungannya karena saling melengkapi dan
mendukung antara satu sama lain. Untuk itu pendidikan memiliki peran yang
sangat besar dalam proses pewarisan kebudayaan sehingga nilai-nilai budaya
bangsa sangat perlu diterapkan di dalam proses pengajaran. Pendidikan sebagi
pilar kebudayaan dan dari kebudayaan yang terbentuk itulah nanti akan
mengembangkan pendidikan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas
dapat di simpulkan rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian nilai dan pendidikan ?
2.
Apa karakteristik dan
tingkatan nilai ?
3.
Apa macam-macam nilai ?
1.3
Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini terkait dengan rumussan masalah diatas yaitu sebagai
berikut.
1.
Mengetahui pengertian nilai dan pendidikan ?
2.
Mengetahui karakteristik dan
tingkatan nilai ?
3.
Mengetahui macam-macam nilai
?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Nilai
Pepper (dalam
Soelaeman, 2005:35) mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu tentang yang
baik atau yang buruk. Sejalan dengan pengertian tersebut, Soelaeman (2005) juga
menambahkan bahwa nilai adalah sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai
subjek, menyangkut segala sesuatu yang baik atau yang buruk, sebagai abstraksi,
pandangan atau maksud dari berbagai pengalaman dalam seleksi perilaku yang
ketat.Darmodiharjo (dalam Setiadi, 2006:117) mengungkapkan nilai merupakan
sesuatu yang berguna bagi manusia baik jasmani maupun rohani. Sedangkan
Soekanto (1983:161) menyatakan, nilai-nilai merupakan abstraksi dari
pengalaman-pengalaman pribadi seseorang dengan sesamanya. Nilai merupakan
petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah
laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, nilai dapat dikatkan
sebagai sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi
kehidupan manusia. Persahabatan sebagai nilai (positif/baik) tidak akan berubah
esensinya manakala ada pengkhianatan antara dua yang bersahabat. Artinya nilai
adalah suatu ketetapan yang ada bagaimanapun keadaan di sekitarnya berlangsung.
Pepper (dalam Soelaeman, 2005:35) Darmodiharjo (dalam Setiadi, 2006:117) Soekanto
(1983:161)
Dari beberapa pendapat
tersebut di atas pengertian nilai dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang
positif dan bermanfaat dalam kehidupan manusia dan harus dimiliki setiap
manusia untuk dipandang dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai di sini dalam
konteks etika (baik dan buruk), logika (benar dan salah), estetika (indah dan
jelek).
B.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan secara
etimologis berasal dari bahasa Yunani “Paedogogike”, yang terdiri atas
kata “Pais” yang berarti Anak” dan kata “Ago” yang berarti “Aku membimbing”. paedogogike berarti aku membimbing anak. Hadi
Purwanto (dalam Amalia, 2010) juga menyatakan bahwa pendidikan berarti segala
usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin
perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Hakikat pendidikan
bertujuan untuk mendewasakan anak didik, maka seorang pendidik haruslah orang
yang dewasa, karena tidak mungkin dapat mendewasakan anak didik jika
pendidiknya sendiri belum dewasa. Adler (dalam Amalia, 2010) mengartikan
pendidikan sebagai proses dimana seluruh kemampuan manusia dipengaruhi oleh
pembiasaan yang baik untuk untuk membantu orang lain dan dirinya sendiri
mencapai kebiasaan yang baik.Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat
dirumuskan bahwa nilai pendidikan merupakan batasan segala sesuatu yang
mendidik ke arah kedewasaan, bersifat baik maupun buruk sehingga berguna bagi
kehidupannya yang diperoleh melalui proses pendidikan. Proses pendidikan bukan
berarti hanya dapat dilakukan dalam satu tempat dan suatu waktu. Dihubungkan
dengan eksistensi dan kehidupan manusia, nilai-nilai pendidikan diarahkan pada
pembentukan pribadi manusia sebagai makhluk individu, sosial, religius, dan
berbudaya. Hadi Purwanto (dalam Amalia, 2010) ,Adler (dalam Amalia, 2010)
C.
Karakteristik dan Tingkatan Nilai.
Dalam H.Aceng.Kosasih.
(2008). Konsep Pendidikan Nilai.Ada beberapa karakteristik nilai
yang berkaitan dengan teori nilai, yaitu:
1. Nilai
objektif atau subjektif,
Nilai itu objektif jika ia tidak
bergantung kepada subjek atau kesadaran yang menilai; sebaliknya nilai itu
subjektif jika eksistensinya, maknanya, dan validitasnya tergantung pada reaksi
subjek yang melakukan penilaian tanpa mempertimbangkan apakah ini bersifat
phsikis atau fisik.
2. Nilai
absolute atau berubah,
Suatu
nilai dikatakan absolute atau abadi, apabila nilai-nilai yang berlaku sekarang
sudah berlaku sejak jaman lampau dan akan berlaku serta abadi sepanjang masa.
Di lain sisi nilai ada juga yang bersifat relative (berubah) sesuai dengan
keinginan manusia.
Terdapat beberapa pandangan yang berkaitan dengan
tingkatan/hierarki ini:
ü Pandangan
kaum Idealis.
Mereka
berpandangan secara pasti terhadap tingkatan nilai, dimana nilai spritual
lebih tinggi daripada nilai non spritual
(nilai material).
ü Pandangan
kaum Realis.
Mereka
menempatkan nilai rasional dan empiris pada tingkatan atas, sebab membantu
manusia menemukan realitas objektif,hukum-hukum alam dan aturan berfikir logis.
ü Pandangan
kaum Pragmatis
Menurut
mereka sutunktifitas dikatakan baik seperti yang lainnya, apabipa memuaskan
kebutuhan yang penting dan memiliki nilai instrumental.Mereka sangat sensitive
terhadap nilai-nilai yang menghargai masyarakat. H.Aceng.Kosasih. (2008). Konsep
Pendidikan Nilai.
D. Macam-macam Nilai
Pendidikan
Sebagai bagian dari karya seni, film mempunyai
berbagai unsur-unsur layaknya karya seni yang lain semacam lagu ataupun novel.
Sebagai karya seni, film mengandung pesan atau nilai-nilai yang mampu
mempengaruhi perilaku seseorang. Adapun nilai-nilai pendidikan yang dapat
ditemukan dalam film adalah sebagai berikut.
1.
Nilai Pendidikan Religius
Religi merupakan suatu kesadaran
yang menggejala secara mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai human nature. Religi tidak hanya menyangkut segi
kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruhan diri pribadi
manusia secara total dalam integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan (Rosyadi, dalam Amalia, 2010). Nilai-nilai religius
bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut tuntunan agama dan
selalu ingat kepada Tuhan. Nilai-nilai religius yang terkandung dalam karya
seni dimaksudkan agar penikmat karya tersebut mendapatkan renungan-renungan
batin dalam kehidupan yang bersumber pada nilai-nilai agama. Nilai-nilai
religius dalam seni bersifat individual dan personal. (Rosyadi, dalam Amalia,
2010)
Semi (1993:21) juga
menambahkan, kita tidak mengerti hasil-hasil kebudayaanya, kecuali bila kita
paham akan kepercayaan atau agama yang mengilhaminya. Religi lebih pada hati,
nurani, dan pribadi manusia itu sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa nilai religius yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan
mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia. Semi (1993:21)
2.
Nilai Pendidikan Moral
Moral merupakan makna
yang terkandung dalam karya seni, yang disaratkan lewat cerita. Moral dapat
dipandang sebagai tema dalam bentuk yang sederhana, tetapi tidak semua tema
merupaka moral (Kenny dalam Nurgiyantoro, 2005: 320). Hasbullah (dalam Amalia, 2010)
menyatakan bahwa, moral merupakan kemampuan seseorang membedakan antara yang
baik dan yang buruk. Nilai moral yang terkandung dalam karya seni bertujuan
untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik
buruk suatu perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan,
sehingga tercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap
baik, serasi, dan bermanfaat bagi orang itu, masyarakat, lingkungan, dan alam
sekitar. Uzey (2009) berpendapat bahwa nilai
moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik
atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua
nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan
manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan
manusia sehari-hari.
Dari pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan moral menunjukkan peraturan-peraturan
tingkah laku dan adat istiadat dari seorang individu dari suatu kelompok yang
meliputi perilaku. (Kenny dalam Nurgiyantoro, 2005: 320). Hasbullah (dalam Amalia, 2010) Uzey (2009)
3.
Nilai Pendidikan Sosial
Kata “sosial” berarti
hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat/ kepentingan umum. Nilai pendidikan
sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara
hidup sosial. Perilaku sosial brupa sikap seseorang terhadap peristiwa yang
terjadi di sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang lain, cara berpikir, dan
hubungan sosial bermasyarakat antar individu. Nilai pendidikan sosial yang ada
dalam karya seni dapat dilihat dari cerminan kehidupan masyarakat yang
diinterpretasikan (Rosyadi, dalam Amalia, 2010). Nilai pendidikan sosial akan
menjadikan manusia sadar akan pentingnya kehidupan berkelompok dalam ikatan
kekeluargaan antara satu individu dengan individu lainnya. (Rosyadi, dalam
Amalia, 2010)
Nilai pendidikan
sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain dalam sebuah
masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana cara mereka
menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu juga termasuk dalam
nilai sosial. Dalam masyarakat Indonesia yang sangat beraneka ragam coraknya,
pengendalian diri adalah sesuatu yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan
masyarakat. Sejalan dengan tersebut nilai sosial dapat diartikan sebagai
landasan bagi masyarakat untuk merumuskan apa yang benar dan penting, memiliki
ciri-ciri tersendiri, dan berperan penting untuk mendorong dan mengarahkan individu
agar berbuat sesuai norma yang berlaku. (Rosyadi, dalam Amalia, 2010)
Uzey (2009) juga
berpendapat bahwa nilai pendidikan sosial mengacu pada pertimbangan terhadap
suatu tindakan benda, cara untuk mengambil keputusan apakah sesuatu yang
bernilai itu memiliki kebenaran, keindahan, dan nilai ketuhanan. Jadi nilai
pendidikan sosial dapat disimpulkan sebagai kumpulan sikap dan perasaan yang
diwujudkan melalui perilaku yang mempengaruhi perilaku seseorang yang memiliki
nilai tersebut. Nilai pendidikan sosial juga merupakan sikap-sikap dan perasaan
yang diterima secara luas oleh masyarakat dan merupakan dasar untuk merumuskan
apa yang benar dan apa yang penting. Uzey (2009)
4.
Nilai Pendidikan Budaya
Nilai-nilai budaya
menurut merupakan sesuatu yang dianggap baik dan berharga oleh suatu kelompok
masyarakat atau suku bangsa yang belum tentu dipandang baik pula oleh kelompok
masyarakat atau suku bangsa lain sebab nilai budaya membatasi dan memberikan karakteristik
pada suatu masyarakat dan kebudayaannya. Nilai budaya merupakan tingkat yang
paling abstrak dari adat, hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan
sukar diganti dengan nilai budaya lain dalam waktu singkat. Uzey (2009)
berpendapat mengenai pemahaman tentang nilai budaya dalam kehidupan manusia
diperoleh karena manusia memaknai ruang dan waktu. Makna itu akan bersifat
intersubyektif karena ditumbuh-kembangkan secara individual, namun dihayati
secara bersama, diterima, dan disetujui oleh masyarakat hingga menjadi latar
budaya yang terpadu bagi fenomena yang digambarkan.Sistem nilai budaya
merupakan inti kebudayaan, sebagai intinya ia akan mempengaruhi dan menata
elemen-elemen yang berada pada struktur permukaan dari kehidupan manusia yang meliputi
perilaku sebagai kesatuan gejala dan benda-benda sebagai kesatuan material.
Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam
pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka
anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu, suatu sisitem nilai budaya
biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Uzey (2009)
Dari berbagai pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa sistem nilai pendidikan budaya merupakan nilai
yang menempati posisi sentral dan penting dalam kerangka suatu kebudayaan yang
sifatnya abstrak dan hanya dapat diungkapkan atau dinyatakan melalui pengamatan
pada gejala-gejala yang lebih nyata seperti tingkah laku dan benda-benda
material sebagai hasil dari penuangan konsep-konsep nilai melalui tindakan
berpola.
Uzey (2009)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nilai dapat
disimpulkan sebagai sesuatu yang positif dan bermanfaat dalam kehidupan manusia
dan harus dimiliki setiap manusia untuk dipandang dalam kehidupan bermasyarakat.
Nilai di sini dalam konteks etika (baik dan buruk), logika (benar dan salah),
estetika (indah dan jelek). nilai pendidikan merupakan batasan segala
sesuatu yang mendidik ke arah kedewasaan, bersifat baik maupun buruk sehingga
berguna bagi kehidupannya yang diperoleh melalui proses pendidikan. Proses
pendidikan bukan berarti hanya dapat dilakukan dalam satu tempat dan suatu
waktu. Dihubungkan dengan eksistensi dan kehidupan manusia, nilai-nilai
pendidikan diarahkan pada pembentukan pribadi manusia sebagai makhluk individu,
sosial, religius, dan berbudaya.
3.2 Saran
Sebaiknya
mahasiswa dari jurusan pendidikan ipa yang nantinya akan menjadi tenaga didik
harus biasa memahami nilai-nilai dalam pendidikan, agar dapat memahami dan
menggunakannya secara baik dan benar untuk membantu siswanya dalam
memaksimalkan potensi yang siswa miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar